www.gelora.co - Hingga saat ini polisi masih menyelidiki dugaan kasus pemerkosaan sopir ojek online. Pelaku dan korban diketahui sudah saling mengenal.
"Unsur pemaksaannya (pidana pemerkosaan) itu sementara lagi dikaji, karena kedua-duanya saling mengenal," kata Kapolres Jakarta Timur, Kombes Andry Wibowo, Jumat 8 September 2017.
Polisi membuka peluang kalau persetubuhan itu terjadi lantaran suka sama suka. Namun, kepastian itu juga masih didalami. Saat ini pelaku masih mendekam di jeruji besi, karena menyetubuhi DS, yang masih di bawah umur.
"Kalau suka sama suka kan persoalannya tak bisa dijadikan pemerkosaan. Tapi persetubuhan anak di bawah 17 tahun kena, ketika orangtua dan anaknya itu menuntut," beber Andry dilansir Metrotvnews.
Selain saling mengenal, DS diketahui bukan kali pertama dijemput pelaku. DS kerap diantar pelaku, baik lewat pesanan aplikasi ojek online atau tidak.
Saat kejadian, DS juga diketahui minta diantar pelaku tanpa menggunakan aplikasi. Sebab, DS sudah langganan dengan Chairullah.
Orang tua DS melaporkan Chairullah ke polisi atas dugaan kasus pemerkosaan. Kejadian ini bermula dari keterangan DS yang mengaku disetubuhi paksa pelaku.
Rabu 6 September 2017 pagi, DS hendak pergi ke tempat praktik kerja lapangan di Jakarta Pusat. DS minta diantar pelaku tanpa menggunakan aplikasi ojek online.
DS yang baru menginjak bangku SMA kemudian mengaku dijemput di kediamannya di Tebet, Jakarta Selatan. Tetapi DS malah dibawa pergi ke rumah teman pelaku yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi, Matraman, Jakarta Timur.
Setibanya di rumah tersebut, pelaku menyetubuhi DS. Korban lalu mengadu ke orangtuanya dan meneruskannya ke polisi.
Chairullah saat ini sudah ditahan atas Pasal 82 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Pasal itu disematkan karena orang tua korban tak terima anaknya disetubuhi. [htc]