Soal PKI, Kata Kapolri: Jangan Main Isu Sensitif Saat Situasi Politik yang Rentan

Soal PKI, Kata Kapolri: Jangan Main Isu Sensitif Saat Situasi Politik yang Rentan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Kapolri, Jenderal (Pol) Tito Karnavian, mengingatkan semua pihak agar tidak menampilkan isu-isu sensitif di tengah situasi politik yang rentan. Dia menegaskan bahwa bukan berarti akan melupakan sejarah, namun ada timing yang tepat untuk bicara soal itu.

"Saya berharap semua pihak dapat menahan diri. Jangan kemudian menampilkan isu-isu ini di tengah situasi politik yang rentan. Mau ada ilkada, mau ada Pilpres, mau ada peringatan G30S," kata Tito usai menyampaikan pidato ilmiah pada wisuda sarjana dan pascasarjana Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Sabtu (23/9/217).

Himbauannya untuk menahan diri tersebut karena isu yang dimainkan merupakan isu yang sensitif. Jika isu itu terus dimainkan maka justru nantinya bisa membuka luka lama.

"Bukan berarti kita melupakan sejarah, tapi ada timing yang tepat untuk bicara soal itu," lanjutnya.

Tito memaparkan dari kunjungannya ke beberapa negara, dia mendapati ideologi komunis tengah meredup. Rusia dan Cina bahkan saat ini mulai mengarah pada sistem kapitalis. Namun demikian untuk mewaspadainya, di Indonesia Polri berpegang pada aturan hukum yang ada.

"Jelas ada Tap MPR ditambah dengan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1999, tentang penyebaran ideologi termasuk marxisme, leninisme, komunisme. Jadi, sepanjang ada upaya penyebaran itu, Polri jelas akan ada penegakan hukum," jelasnya.

Negara lain, kata Tito, saat ini sudah berbicara tentang kompetisi antarnegara. Negera yang mampu solid didalam, mereka akan mampu tampil bersaing negara lain. Sedangkan negara yang cakar-cakaran, tidak solid di dalam, akan kalah dengan negara yang solid.

"Oleh karena itu didalam negeri kita harus solid. Sehingga kalau ada isu isu yang sensitif, lihat konteksnya dulu. Timingnya tepat atau tidak. Setiap membicarakan isu, kita liat konteksnya ini akan produktif atau kontra produktif. Kira-kira akan banyak bermanfaat bagi orang banyak atau kurang bermanfaat," tegasnya. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita