Singapura Segera Dipimpin Presiden Muslimah Keturunan Melayu Pertama

Singapura Segera Dipimpin Presiden Muslimah Keturunan Melayu Pertama

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Mantan Juru Bicara Parlemen Halimah Yacob akan menjadi Presiden Singapura berikutnya, sekaligus presiden wanita pertama negara tersebut. Kepastian akan duduknya Halimah di kursi Presiden Singapura didapat setelah dua kandidat lainnya gagal lolos uji kelayakan.

Seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (11/9/2017), Departemen Pemilu Singapura hanya mengeluarkan satu sertifikat kelayakan. Itu artinya, dua kandidat presiden lainnya, Mohamed Salleh Marican dan Farid Khan gagal lolos.

"Saya berjanji untuk melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan untuk melayani masyarakat Singapura dan itu tidak berubah, apakah ada pemilihan atau tidak ada pemilihan,” jelas wanita berusia 63 tahun itu.

"Semangat dan komitmen saya untuk melayani rakyat Singapura tetap sama. Saya tetap berkomitmen penuh untuk melayani Singapura dan Singapura," lanjutnya. Pemilihan Presiden Singapura sendiri dijadwalkan akan berlangsung bulan ini.

Halimah akan menggantikan posisi Tony Tan, yang telah enam tahun menjabat sebagai presiden Negeri Singa. Selain menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai presiden, Halimah juga akan menjadi warga keturunan Melayu pertama yang menyandang jabatan presiden dalam kurun 47 tahun terakhir.

Dengan tujuan memperkuat rasa inklusivitas di negara yang beragam budaya ini, Singapura telah menetapkan bahwa posisi presiden akan diperuntukkan bagi kandidat-kandidat dari warga etnis Melayu saat ini.

Pengalaman Halimah sebagai ketua DPR secara otomatis membuatnya memenuhi persyaratan untuk pencalonannya. Empat kandidat lainya, dua bukan dari etnis Melayu dan dua tidak mendapat sertifikat kelayakan, kata departemen pemilihan umum.

Orang Melayu terakhir yang menjadi presiden adalah Yusof Ishak, yang gambarnya menghiasi uang kertas Singapura. Yusof menjabat sebagai presiden dari 1965 hingga 1970, tahun-tahun pertama kemerdekaan Singapura setelah penggabungan dengan Malaysia yang berlangsung singkat. Namun, kekuasaan eksekutif tetap di tangan Lee Kuan Yew, perdana menteri pertama Singapura.

Kesuksesan ekonomi Singapura dan kebijakan pendidikan telah membantu memperbesar kelompok kelas menengah etnis Melayu. Namun dalam sensus terakhir pada 2010 menunjukkan mereka kalah dengan kelompok etnis lainnya dalam beberapa ukuran seperti misalnya penghasilan rumah tangga dan kepemilikan rumah.

Etnis Melayu yang berkisar 13 persen dari total 3,9 juta penduduk warga negara Singapura dan penduduk tetap, juga memiliki prestasi yang kurang bagus untuk pendidikan universitas dan sekolah menengah.

Hingga kini, sudah tujuh figur yang pernah menjabat sebagai Presiden Singapura. Mereka adalah Yusof Ishak (1965-1970), Benjamin Sheares (1971-1981), C. V. Devan Nair (1981-1985), Wee Kim Wee (1985-1993), Ong Teng Cheong (1993-1999), Sellapan Ramanathan (1999-2011), dan Tony Tan Keng Yam (2011-2017). [sic]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita