S Prabowo: Militer Myanmar Gunakan Ranjau, RI Diam Saja! Setuju Kejahatan Kemanusiaan?

S Prabowo: Militer Myanmar Gunakan Ranjau, RI Diam Saja! Setuju Kejahatan Kemanusiaan?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Mantan Kepala Staf Umum TNI Suryo Prabowo mempertanyakan sikap Pemerintahan Indonesia terhadap aksi biadab militer Myanmar  yang memasang ranjau untuk mencegah pengungsi Rohingya masuk kembali ke Myanmar.

Menurut Prabowo, Indonesia telah meratifikasi larangan penggunaan ranjau darat anti personel pada 2006. Namun, mengapa Indonesia diam saja ketika mengetahui Myanmar menggunakan ranjau untuk membatasi ruang gerak rakyatnya (Rohingya).

“Setahu saya di tahun 2006 Indonesia telah meratifikasi larangan penggunaan ranjau darat anti personel.** Tetapi ketika mengetahui penggunaan ranjau oleh Myanmar yang ditujukan untuk membatasi ruang gerak rakyatnya, Indonesia diam saja. Bukankah sikap seperti itu dalam KUHP mirip dengan 'Tindak Pidana Pembiaran' atau secara tidak langsung bisa diartikan menyetujui terjadinya kejahatan kemanusiaan di Myanmar ? Sekarang ini diam tidak lagi bisa disamakan dengan emas guys,” tulis Prabowo di akun Facebook.

Prabowo menilai, penggunaan ranjau bukan untuk pertempuran tetapi untuk menghalangi pengungsi Rohingya adalah tindakan sangat sadis.

“Tentunya sangat sadis bila pemasangan ranjau anti personel oleh militer Myanmar bukan dalam konteks bertempur, tetapi ditujukan untuk mencegah rakyatnya (pengungsi Rohingnya) masuk kembali ke Myanmar. Mengingat ranjau itu tidak memiliki 'mata', ia tentu tidak bisa membedakan pengungsi Rohingnya yang mau keluar dari Myanmar, dengan pengungsi yang akan kembali lagi ke Myanmar.

Disini makin terlihat begitu kejamnya penggunaan ranjau tersebut,” tegas Prabowo.

Seperti dilansir Reuters (06/09), pasukan keamanan Myanmar telah menanam ranjau darat di sepanjang perbatasan Bangladesh untuk mencegah kembalinya etnis Muslim Rohingya ke Myanmar setelah melarikan diri akibat konflik kekerasan.

Reuters melaporkan, seorang penjaga keamanan Bangladesh, Manzurul Hassan Khan mengatakan terdengar dua leadakan dari wilayah Myanmar pada hari Selasa (05/09). Diduga militer Myanmar saat itu baru saja menanam ranjau darat. 

Seorang anak lelaki menjadi korban ledakan itu. Kakinya terluka saat ia berada dekat lokasi pelintas batas negara. Ia dilaraikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Adapun anak lainnya mengalami luka ringan. Bahkan menurut Khan, seorang anak laki-laki lainnya menderita luka tidak serius yang diduga disebabkan ledakan ranjau. 

Seorang pengungsi Rohingya yang berada di lokasi ledakan pada hari Senin, 4 September 2017, menyaksikan ranjau darat itu berbentul cakram logam berdiameter 10 sentimeter ditanam di dalam lumpur. Dia pun yakin di sekitar itu masih ada dua ranjau lagi yang ditanam di dalam lumpur. [ito]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita