Politikus Gerindra: Jokowi Juga yang Memicu Persekusi dan Penyerangan ke YLBHI

Politikus Gerindra: Jokowi Juga yang Memicu Persekusi dan Penyerangan ke YLBHI

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Kerusuhan di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) pada Minggu malam lalu juga dipicu oleh pernyataan Presiden Joko Widodo.

"Persekusi dan penyerangan yang terjadi di YLBHI, saya duga akibat ucapan Jokowi, 'PKI nongol gebuk saja'. Tak hanya para pelaku persekusi, Jokowi pun harus ditindak polisi," kata Ketua DPP Partai Gerindra, Iwan Sumule, kepada wartawan, Selasa (19/9).

Presiden Joko Widodo mengeluarkan pernyataan keras dalam pertemuan yang dilakukannya bersama para pemimpin redaksi di Istana Merdeka, pada Rabu, 17 Mei 2017. Jokowi menjamin dirinya akan "menggebuk" siapapun atau organisasi apapun yang melanggar konstitusi dalam menyampaikan pendapat dan berserikat. Jokowi juga menyinggung tentang isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan rumor tentang dirinya yang keturunan kader PKI.

Dia bahkan menegaskan, PKI akan "digebuk" juga jika berani muncul di Indonesia. Dia mendasarkan sikapnya pada Tap MPRS (25/1966) yang melarang PKI hidup di Indonesia. 

Iwan Sumule mengingatkan tentang amanat UUD 1945 Pasal 27 Ayat 1 yaitu "segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya."

"Namun, karena ucapan Jokowi soal gebuk dan tendang itu, berimplikasi persekusi. Di situlah letak berbahayanya ucapan pejabat publik atau negara. Karena berpotensi besar menimbulkan konflik dan perpecahan jika ucapan pejabat publik atau negara tak dijaga," jelasnya.

Iwan Sumule menganggap kasus sama dilakukan Victor Laiskodat dalam pidatonya di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada 1 Agustus lalu. Dalam potongan pidato itu terdengar secara eksplisit bahwa Victor mengajak hadirin tidak memilih para calon kepala daerah atau calon legislator dari partai-partai yang ada di belakang ekstremis dan gerakan pro khilafah. 

Walau di tengah pidatonya ia mengaku tidak memprovokasi, tetapi Victor juga mengajak hadirin untuk melawan para pendukung ekstremis dan khilafah itu. Ia mengingatkan kepada Tragedi 1965 di mana orang-orang yang dianggap komunis atau pendukung PKI dibantai.

"Kita bunuh pertama mereka, sebelum kita dibunuh. Ingat dulu PKI 1965, mereka tidak berhasil, kita eksekusi mereka," begitu salah satu bagian pidato Victor yang terekam dan beredar.

Menurut Iwan, pidato Victor kala itu juga sangat berbahaya.

"Dia (Victor) bilang 'kita bunuh mereka pertama sebelum kita dibunuh". Sangat berbahaya, bukan saja terhadap demokrasi, tapi berpotensi besar mengakibatkan konflik dan perpecahan bangsa. Saya khawatir konflik Ambon dan Sampit dapat terulang," jelasnya. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita