www.gelora.co - Trgadi pembantaian muslim Rohingnya, Myanmar, mendapat reaksi keras dari warganet Indonesia. Mereka menggalang dukungan dengan membuat petisi yang ditujukan kepada Perserikatan Bangsa-bangsa dan Presiden Jokowi.
Petisi dibuat di laman change.org dengan judul “Cabut Nobel Perdamaian Aung San Su KYI”.
Melalui petisi tersebut, warganet mendesak Presiden RI Joko Widodo mengusir Duta Besar Myanmar di Indonesia dan memutuskan hubungan diplomatik dengannya sebagai wujud kecaman dan protes.
Hingga Sabtu (2/9/) pukul 14.35 WIB, petisi yang dimotori Budi Akbar tersebut sudah mendapat 40.342 dukungan.
“Kita layangkan perhatian sejenak ke kaum muslimin Rohingya yang sejak bertahun-tahun ini menghadapi persekusi ala fasisme oleh negara dan geng-geng eskremis Budhis Myanmar,” tulisnya di petisi tersebut.
Menurut Budi, sudah tiba waktunya bagi negara-negara berpenduduk muslim besar di dunia untuk melakukan semua langkah yang bisa membantu warga Rohingya. Negara-negara ini bisa menggunakan berbagai macam instrumen untuk menekan penguasa Myanmar.
“Secara diplomatik, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dunia, tentunya pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia melalui lembaga-lembaga terkait mesti ambil bagian dalam peristiwa teror berdarah dunia ini,” imbuhnya.
Indonesia, kata dia, harus bisa menekan Aung San Suu Kyi, agar pengejaran, pembunuhan, pemerkosaan, dan pembumihangusan kampung-kampung Rohingya, bisa dihentikan.
“Pemerintah Indonesia, melalui presiden mesti usir dubes Myanmar dari Indonesia dan putuskan hubungan diplomatik sebagai bentuk kecaman dan protes,” tandasnya.
Selain petisi melalui change.org, petisi serupa juga dilakukan melalui grup WhtsApp (WA). Petisi yang dimotori Iran Hasibuan ini sudah didukung ratusan orang.
Para pendukung petisi menuliskan nama dalam daftar pendukung petisi, kemudian menyebarkannya lagi melalui WA agar dukungan petisi tersebut semakin banyak.
“Setelah kami saksikan berita (foto dan video) tentang Kejahatan Ashin Wirathu dan para biksu Budha Myanmar, ternyata sebuah tayangan drama kekejaman yang jauh melampaui kekejaman dan kebiadaban yang pernah ada di dunia selama ini,” ujarnya.
Dan hal ini bukan tidak mungkin, akan menjadi pemicu perang horisontal di kawasan Asia yang akan meluas ke perang dunia. Sebab, negara-negara mayoritas Muslim khususnya dan sebagian negara-negara Eropa dan Amerika umumnya tidak akan menerima kekejaman di Myanmar terjadi tanpa sanksi tegas di abad 21 ini.
“Kami semua yang terdaftar namanya di sini, mendesak agar Pemerintah Indonesia proaktif, menyeret Ashin Wirathu dan semua biksu serta militer Myanmar yang terlibat, ke Mahkamah Internasional,” tegasnya.
[psid]