www.gelora.co - Tragedi yang menimpa muslim Rohingya di Myanmar sudah terjadi berulang-ulang tanpa penyelesaian sampai sekarang. Kaum minoritas muslim etnis Rohingya sampai sekarang nasibnya sangat menderita di negeri mayoritas Budha itu.
Terkait hal itu, Presiden Joko Widodo sudah mengutus Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Myanmar bertemu dengan Aung San Suu Kyi. Juga mengirim bantuan kemanusiaan.
Namun publik di sosial media mengusulkan kepada Presiden Jokowi tidak sekedar bantuan pangan atau kemanusiaan tapi akar pokok masalah adalah TOLERANSI yang tidak ada terhadap etnis muslim Rohingya.
"Selain mengirim bahan pangan, sebaiknya Jokowi juga mengirim 'kaum toleran' ke Myanmar untuk mengajarkan arti toleransi ke para bikshu," demikian usul yang disampaikan netizen Erwin melalui akun fb-nya, Rabu (6/9/2017).
Usul dari Erwin ini mendapat tanggapan dukungan luas dari netizen lain.
"Suai... Setuju... Kirim yg suka teriak toleransi, ke Bhinneka an dll.. Dsb...." ujar Pramudjo Ismail Abdulgani.
"export pancasila, bhineka tunggal ika," timpal M Z Arifin Umar.
"Hahahahaha Sahal, Gun Romlah dkk langsung Melipir kayaknya," komen Haerul Umam.
Seperti diketahui, di negeri kita selain kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA) juga kaya dengan 'kaum sok toleran' yang kerap koar-koar teriak Toleransi, sok paling Bhinneka, paling Pancasila, DLL. Mereka belagu mau ajari toleransi Umat Islam di Indonesia. Padahal kurang apa tolerannya umat Islam di Indonesia?
Kaum sok toleran ini memang cocoknya dikirim ke Myanmar untuk membela HAK-HAK MINORITAS Rohingya yang mengalami penindasan keji. Ajari penguasa dan umat Budha disana akan arti toleransi.
Kirim sebanyak-banyak 'kaum toleran' ini ke Myanmar. Semuanya juga gak apa-apa. Jadikan mereka DUTA TOLERANSI.
ANDA SETUJU?
Kalo "Kaum toleran" mau ke Myanmar jangan lupa bawa lilin & seperangkat alat band. Buat nyanyi-nyanyi di sana sambil bakar lilin.— Khalifah (@Khalifah_212) 6 September 2017
Mantap gw setuju, Si Sahal Dan Guntur Romli, bagus kalau dikirim kesana untuk "membumikan" makna toleransi kepada umat mayoritas di myanmar.— Vito Corleone (@Devito_137) 6 September 2017
[pid]