www.gelora.co - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI resmi meluncurkan logo barunya. Logo tersebut dinilai sebagai simbol semangat Bawaslu. Khususnya, dalam menggalang partisipasi masyarakat untuk mengawasi pemilu, sekaligus semangat penegakan keadilan pemilu.
"Logo baru ini energi bagi kita (Bawaslu). Simbol semangat partisipasi masyarakat dalam mengawasi pemilu dan semangat bagi kita untuk menegakkan keadilan pemilu," ujar anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin sebagaimana diberitakan Kantor Berita Pemilu (KBP), Rabu (20/9) malam.
Pada logo baru Bawaslu, divisualisasikan gambar kotak suara berwarna merah dan kuning keemasan. Bentuk tersebut, melambangkan dua tangan dengan gestur melindungi dan anak panah mengarah ke atas. Kotak suara, diartikan sebagai penyelenggaraan pemilu.
Terkait gestur tangan, merupakan simbol dari kerja sama Bawaslu dengan rakyat mengawal pemilu dengan profesional, netral dan kredibel. Sedangkan anak panah menunjukkan penegakan keadilan pemilu, semangat pemilu, integritas, cita-cita mulia dan optimisme.
Untuk diketahui, logo baru itu merupakan hasil sayembara desain logo Bawaslu yang diselenggarakan sejak Agustus lalu. Terdapat lebih dari 1.000 desain yang diterima panitia.
Sementara itu, ada perbedaan mencolok pada logo baru Bawaslu RI, dibandingkan dengan yang lama. Salah satunya, simbol utama burung Garuda di logo lama, dihilangkan.
Termasuk, warna merah putih sebagai latar belakang Garuda dipastikan tidak disertakan pada logo baru. Begitu juga dengan lingkaran hitam yang mengelilingi Garuda dan latar merah putih tersebut.
Hanya tulisan "Badan Pengawas Pemilihan Umum" saja yang dipertahankan. Sedangkan tulisan "Republik Indonesia" dan "Bawaslu RI", dipastikan hilang.
Sebelumnya, Bawaslu juga telah meluncurkan slogan baru, Juni lalu. Yaitu "Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu." Selain logo baru, Bawaslu RI juga meluncurkan tanda pagar (tagar) #bawaslumengawasi.
Meski demikian, logo baru itu sedikit berbau kontroversi menurut pandangan pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno. Adi mempertanyakan, urgensi peluncuran dibalik kinerja Bawaslu yang kerap dianggap tidak optimal.
"Selama ini kan Bawaslu ini La Yamutu Wala Yahya (tak hidup dan tak mati). Ada, tapi tiada, perannya nyaris tak terasa. Dibalik kinerja yang dianggap Layamutu Wala Yahya itu, Bawaslu malah sibuk ngurus soal pergantian logo," timpal Adi, Selasa (19/9) lalu.
Menurut Adi, Bawaslu seharusnya fokus terhadap persiapan Pilkada Serentak 2018. Termasuk Pilpres 2019. Terutama dalam menyiapkan petugas pengawas guna menghadapi Pilpres 2019.
"Mestinya Bawaslu lebih fokus bagaimana meningkatkatkan kapasitas pernonelnya, guna menghadapi pemilu serentak 2019. Bukan malah sibuk mengurus hal tehnis yang tak substansial," sesal Adi.
Pergantian Logo Bawaslu, kata Adi, tidak terlalu mendesak. Selain itu, pergantian logo juga bisa dilakukan kapan saja. Sementara itu, ada hal lain yang lebih mendesak dan seharusnya jadi skala prioritas Bawaslu.
"Yang paling mendesak adalah bagaimana Bawaslu mempersiapkan diri menghadapi pemilu serentak 2019. Karena cukup njlimet dan butuh persiapan serius. Kita ingin Bawaslu ini keliatan taring dan bunyinya. Bukan sebatas seremonial saja tanpa eksekusi," demikian Adi. [rmol]