www.gelora.co - Pro kontra menanggapi ajakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo untuk nonton bareng film 'Pengkhianatan G 30 S/PKI' garapan sutradara Arifin C. Noer (alm).
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantipres) Sidharto Danusubroto terang-terangan meminta TNI membatalkan rencana nobar film 'Pengkhianatan G 30 S/PKI'. Sidharto yang merupakan ajudan Presiden Sukarno pada 1967-1968 dan politisi PDI Perjuangan ini beralasan pemerintah Jokowi sedang sibuk membangun ekonomi, menciptakan kesejahteran sosial, dan menangani kemiskinan.
Sebaliknya, mantan Bendahara Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Lieus Sungkharisma mengatakan, sikap Sidharto tersebut patut diwaspadai maksud dan tujuannya hingga menolak ajakan Gatot.
"Sebagai upaya mengingatkan kembali akan sejarah kelam yang pernah menimpa bangsa ini, ajakan untuk menonton film sejarah itu adalah ajakan yang baik," tambah Lieus.
TNI sendiri telah menginstruksikan seluruh prajuritnya untuk nonton bareng film 'Pengkhianatan G 30S PKI'.
Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Wuryanto, pemutaran film ini penting untuk mengajak generasi muda memahami sejarah. Ia menilai, sejak era reformasi sejarah, Pancasila, dan budi pekerti kurang diajarkan di bangku sekolah.
Sebagai orang yang pernah aktif dalam organisasi kepemudaan, Lieus menilai terlepas dari pro kontra terkait penggarapan film tersebut, namun sejarah kelam bangsa ini harus disampaikan pada generasi muda.
"Dengan demikian generasi muda tahu apa yang pernah terjadi di masa lalu bangsanya," lanjut Lieus.
Lieus menekankan tidak ada alasan apapun yang bisa menjauhkan bangsa ini dari sejarah masa lalunya dan pengkhianatan PKI adalah fakta sejarah yang tidak bisa dibantah.
"Ada sejumlah jenderal dan perwira TNI yang dibantai kala itu. Bahkan ada seorang anak kecil yang tidak berdosa, Ade Irma Suryani, putri Jenderal Abdul Haris Nasution, yang ikut menjadi korban. Ini catatan kelam bangsa kita. Anak-anak muda kita saat ini harus diingatkan kembali akan peristiwa biadab itu. Dan salah satu cara terbaik untuk mengingatkannya adalah dengan menonton film tersebut," ulas Lieus.
Seperti halnya Wuryanto, Lieus mengatakan tak hanya generasi muda TNI saja yang perlu menonton film ini tapi juga semua anak bangsa.
"Anak-anak muda saat ini, yang waktu itu belum lahir atau masih kanak-kanak, dan saat ini sudah SMA atau kuliah, harus diberi tau bagaimana sejarah bangsanya di masa lalu. Bukan malah dijauhkan dari fakta sejarah itu," tegasnya.
Karena itulah Lieus mendukung penuh ide Panglima TNI yang menggelar nonton bareng film "Pengkhianatan G 30 S PKI" tersebut. [rmol]