www.gelora.co - Korea Utara (Korut) mengatakan dapat melakukan uji coba bom hidrogen yang paling kuat di Samudera Pasifik. Aksi itu adalah tindakan tingkat tinggi dalam melawan Amerika Serikat (AS).
Hal itu dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Korut, Ri Yong-ho, setelah pemimpin negara itu Kim Jong-un menyatakan tengah mempertimbangkan tindakan terkuat menanggapi ancaman Presiden AS Donald Trump.
"Ini bisa jadi uji coba bom hidrogen yang paling kuat di Pasifik. Kami tidak tahu apa tindakan yang bisa dilakukan karena akan diperintahkan oleh pemimpin Kim Jong-un," ujarnya seperti dikutip dari Yonhap, Jumat (22/9/2017)
Ri Yong-ho sendiri saat ini tengah berada di New York untuk menghadiri Majelis Umum PBB. Sebelumnya ia mengatakan jika pidato Trump yang bernada ancaman terhadap Korut hanyalah suara gonggongan anjing.
Korut melakukan uji coba nuklir keenam dan terbesar pada 3 September lalu, yang diklaim sebagai ledakan bom hidrogen. Uji coba ini pun mengundang reaksi dunia internasional yang berujung pada penjatuhan sanksi terbaru dari PBB.
Dalam pidato pertamanya di sidang Majelis Umum PBB, Trump mengancam akan menghancurkan Korut secara total jika merasa terancam. Ia juga mengejek pemimpin Korut, Kim Jong-un sebagai Manusia Roket terkait uji coba rudal balistik yang dilakukan berulang kali.
Ancaman Trump ini membuat murka pemimpin Korut, Kim Jong-un. Diktator muda itu pun mengatakan, pemimpin Gedung Putih tersebut 'gila' dan akan membayar mahal atas ancamannya.
"Trump tidak layak untuk memegang hak prerogatif dari sebuah komando tertinggi sebuah negara," kata Kim. Pemimpin Pyongyang ini juga menggambarkan presiden Trump sebagai sebagai pemimpi nakal dan gangster yang suka bermain api.� [sn]