Kisah Heroik Dibalik Evakuasi Tujuh Jenazah Pahlawan Revolusi dari Lubang Buaya

Kisah Heroik Dibalik Evakuasi Tujuh Jenazah Pahlawan Revolusi dari Lubang Buaya

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Delapan orang penyelam, dua dokter dan puluhan orang lain terlibat dalam evakuasi terhadap tujuh jenazah pahlawan revolusi dari sebuah sumur di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Evakuasi nyatanya begitu sulit lantaran kondisi sumur yang sempit dan dalam serta kondisi jenazah yang mulai membusuk.

Dalam buku berjudul "Sintong Panjaitan: Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando" yang ditulis oleh wartawan senior, Hendro Subroto, diceritakan bagaimana para prajurit Kompi Intai Amfibi Korps Komando Angkatan Laut (KIPAM KKO-AL) berupaya keras mengevakuasi jasad para pahlawan dari lubang maut.

Pukul 12.05 WIB, Kopral Anang dari PRKAD turun dengan mengenakan masker dan tabung oksigen. Pada percobaan itu, jenazah Letnan Satu Pierre Tendean berhasil diangkat setelah Anang mengingatkan tali pada jenazah Pierre Tendean.

Setelah Anang, Prako KKO Subekti yang turun pada pukul 12.30 berhasil menarik jenazah Mayjen S Parman dan mayjen Suprapto. Selanjutnya, pada pukul 12.55, Kopral KKO Hartono berhasil mengangkat jenazah Mayjen MT Haryono dan Brigjen Sutoyo.

Selanjutnya, percobaan dilakukan lagi oleh Sersan Mayor KKO, Suparimin. Setelah gagal pada percobaan pertamanya, Suparimin berhasil mengangkat jenazah Letjen Ahmad Yani pada pukul 13.30.

Dalam kondisi lelah dan mual akibat bau busuk yang berkeliling di sekitar area evakuasi, para penyelam KKO dan RPKAD menyatakan ketidaksanggupan mereka untuk melanjutkan evakuasi. Padahal mereka harus memastikan ada atau tidaknya sisa jenazah di dalam lubang.

Lalu, Kapten Winanto yang memimpin evakuasi mengambil tugas tersebut. ia turun dengan peralatan lengkap dan menemukan satu jenazah, yakni jenazah Brigadir Jenderal DI Panjaitan.

Sejatinya, jenazah para pahlawan telah ditemukan sejak 3 Oktober 1965, dua hari setelah pembantaian dan satu hari sebelum evakuasi. Hal tersebut diungkapkan oleh Matzen, seorang kakek warga Lubang Buaya yang mengaku ada saat evakuasi dilakukan.

"Sedang lagi ronda di kelurahan, ini kenapa ada suasana seperti ini. Kebetulan ada mobil lewat di jalan, saya ngumpet-ngumpet, tapi tidak kelihatan, sih. Ketika pagi saya baru tahu ada kejadian itu. Pantas tadi malam ada kejadian begitu. Saya sampai ngumpet-ngumpet. Untung saya tidak ditembak," kata Matzen.

"Waktu kejadian itu, itu kan masih belum diangkat jenazahnya," tambahnya. [okz]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita