#KamiBersamaPanglima Saingi Desakan Gatot Mundur

#KamiBersamaPanglima Saingi Desakan Gatot Mundur

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Isu pembelian senjata tak henti-hentinya jadi bahan obrolan warganet. Sampai-sampai muncul tanda pagar #KamiBersamaPanglima yang bersaing dengan desakan Gatot mundur. Meski begitu, ada juga yang meminta polemik ini tak perlu dilanjutkan karena hanya upaya adu domba.

Omongan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo soal senjata ilegal dilontarkannya saat menggelar acara silaturahmi dengan para senior TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (23/9) lalu. Sehari setelahnya, potongan pernyataan Gatot berdurasi 3 menit ini viral di medsos. Gatot menyebut ada institusi tertentu nonmiliter yang akan membeli 5.000 pucuk senjata dengan mencatut nama Presiden. Gatot memastikan data yang diperoleh intelijennya akurat dan tak akan tinggal diam. 

Wiranto menggelar jumpa pers di kantornya meluruskan pernyataan Gatot. Usai dikonfirmasi ke pihak-pihak terkait, kata Wiranto, ternyata ada mis komunikasi. Yang benar, BIN mau beli senjata hanya izin ke Kapolri untuk keperluan pendidikan intelijen. Karena senjata tersebut tidak termasuk standar TNI, BIN tidak meminta izin Presiden. "Yang ada adalah pengadaan 500 pucuk senjata laras pendek buatan PT Pindad. Pengadaan seperti ini izinnya bukan dari Mabes TNI tetapi cukup dari Mabes Polri. Dengan demikian prosedur pengadaannya tidak secara spesifik memerlukan kebijakan Presiden," ujarnya. 

Di linimasa, sikap warganet terbelah menyikapi pernyataan kedua pejabat tersebut. Apa yang salah, mengapa informasi di internal pemerintah sendiri berbeda. 

Di Twitter, akun @AT_AbdillahToha heran dengan kesalahan informasi Gatot. "Pernyataan panglima yang bikin gaduh, ada institusi selundupkan 5000 senjata, ternyata 500 senjata buatan Pindad untuk training. Bagaimana Jenderal?" kicau dia, disambut @ekapurnamaadit1. "Panglima TNI kok infonya bisa salah ya, padahal ada BAIS." Akun @arwani_ bisman menimpali. "Pak Gatot intelnya engga A1 tuuh." 

Akun @PanduBustami meminta Panglima TNI lebih baik mundur jika bermain politik. "Gatot kalau mau berpolitik mundur dulu dari sekarang. TNI dan Polri dilarang untuk berpolitik #AdaApaDenganTNI," cuitnya menyertakan tagar tersebut diamini @datuakmangkuto. "Silakan Gatot tentukan sikap, jangan nunggu dipecat, mundur lebih terhomat dan gentleman."

Serupa, akun @senopati_id berharap Gatot berjiwa kesatria. "Sebagai Panglima TNI ada batas etika dalam bermanuver politik. Kalau mau, mundur dari TNI lalu gabung ke parpol. Jangan nunggu dipecat seolah dizalimi," cuitnya, diamini @AdvisAkbari. "Ini etika politik yang tidak bermoral, kalau TNI lari ke politik hancur ini negara," kicaunya. 

Meski begitu, banyak juga yang membela Gatot dan memintanya tak usah mundur. Akun @ribowo_ja mendukung Gatot lewat tanda pagar #KamiBersamaPanglima. Meski tagar ini tak masuk dalam jajaran trending topic, tapi ramai dicuitkan ribuan netizen. "Biarlah mereka tidak suka, yang pasti #KamiBersamaPanglima," kicaunya, serupa dengan @Gardamaya1. "Kalau panglima dicopot. Tamatlah negeri ini." Akun @Yan_Mumtaz tidak setuju Jenderal Gatot Dicopot. "Sangat tidak setuju. Pantang mundur bagi patriot sejati#KamiBersamaPanglima," kicaunya, disamber @NoeeEng. "Emang siapa yang mendesak mundur, jadi pengin tahu," cuitnya dengan tagar serupa. Akun @anton_saptono menimpali. "Lanjutkan perjuangan panglima." 

Akun @kholis_luthfie mendukung Gatot menumpas antek PKI. "Maju terus pantang mundur. PKI maupun anteknya tidak boleh hidup di NKRI," kicaunya, ditimpali @Eriyn_. "Bangga punya Jenderal dekat ulama dan Rakyat. #KamiBersamaPanglima," cuitnya. 

Beberapa yang lain memilih di tengah-tengah. Akun @Mursiber mencuit, "Semua dapat dipercaya. Sebagai pejabat negara. Beda perspektif aja ngga usah diributin." Akun @YuliYan65750577 mengamini. "Indonesia aman damai, jangan percaya adu domba," cuit dia. Akun @Pamungkaz05 berharap Wiranto dan Gatot semakin solid. "Semoga kita menjadi negara yang lebih dewasa. Semangat Bapak #GatotNurmantyo & Bpk #Wiranto. Semoga integrasi antar institusi pemerintah bisa terbangun dengan baik." 

Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran, Bandung, Muradi mencatat, Gatot melakukan sejumlah manuver politik dalam setahun belakangan ini. Misalnya, soal aksi demo 4 November (411) atau 2 Desember alias 212 dan menginstruksikan nonton bareng film G30S/PKI. "Buat saya berat untuk mengatakan tidak berpolitik. Kalau dia gentlemen, baik-baik serahin komando, ya sudah saya berpolitik," kata Muradi. 

Namun, Wakil Ketua DPR Fadli Zon membela Gatot. Apa yang disampaikan Gatot, menurut Fadli, bukan suatu pembocoran informasi intelijen karena apa yang disampaikannya bukan untuk konsumsi publik. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita