www.gelora.co - Tensi konflik Amerika Serikat (AS) vs Korut yang kian memanas membuat Presiden Rusia Vladimir Putin khawatir. Dia mewanti-wanti, jika AS dan Korut jadi perang, planet bumi bisa hancur.
Peringatan itu disampaikan Putin kala menghadiri BRICS Summit, pertemuan multilateral rutin yang beranggotakan Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, yang diselenggarakan di Xiamen, China.
Awalnya, Putin mengutuk provokasi yang dilakukan Korut lewat aksi tes rudal dan bom nuklir dalam beberapa pekan terakhir. Tapi, retorika opsi militer yang dilakukan sejumlah negara untuk merespons isu di Semenanjung Korea itu justru hanya akan semakin memperkeruh keadaan. "Ini adalah sebuah tindakan yang tidak masuk akal, sebuah jalan buntu," jelas Presiden Putin kepada jurnalis di China, seperti yang dikutip dari The Guardian, kemarin.
"Hal itu dapat menyebabkan bencana kehancuran global hingga planet, dan banyaknya nyawa yang hilang. Tak ada cara untuk menyelesaikan isu nuklir Korut, kecuali mungkin lewat dialog damai," tambahnya.
Putin juga berpendapat, sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan PBB guna merespons aksi rudal Korut tak efektif. "Anda pikir memberlakukan sanksi akan membuat Korea Utara mengubah rencananya untuk menciptakan senjata penghancur massal?" ujarnya.
Menurut Putin, segencar apapun sanksi yang dijatuhkan komunitas internasional terhadap Korut, Kim Jong-un akan berusaha keras untuk terus melanjutkan program rudal dan nuklirnya, agar tidak bernasib sama seperti Libya dan Moammar Khaddafi serta Irak dan Saddam Hussein.
"Kita semua mengingat apa yang terjadi dengan Libya atau Irak dan Saddam Hussein. Anak-anaknya dibunuh, cucunya ditembak, negaranya hancur dan ia digantung," jelas Putin, mengingatkan pada Irak yang menghentikan program rudal dan nuklirnya, yang kemudian diikuti dengan invasi militer AS ke Negeri 1001 Malam pada 2003.
"Mereka (Korut) akan makan rumput agar program nuklirnya terus berlanjut," imbuh Putin.
Apalagi, Korsel bersikukuh untuk terus mempertahankan persenjataan nuklir taktis milik AS di area itu. Korsel sendiri telah berdiskusi dengan negeri Paman Sam untuk menempatkan armada AL dan pesawat bomber di kawasan Semenanjung Korea.
Pada Selasa (5/9), kapal perang Korsel menggelar latihan militer. Mereka telah berkomitmen untuk melancarkan serangan bila provokasi Korut dinilai mengancam keamanan Korsel.
Muncul pula wacana mengenai potensi Korsel untuk mengembangkan persenjataan rudal balistik dan hulu ledak nuklir secara mandiri dari AS, sebagai langkah untuk mengantisipasi ancaman yang datang dari negara pimpinan Kim Jong Un itu.
Langkah Korsel dan AS itu, menurut Putin, justru akan semakin memperkeruh situasi di Semenanjung. Bersama Tiongkok, Rusia mendesak agar AS dan Korea Selatan menghentikan segala permainan perangnya demi menghentikan kegiatan uji coba persenjataan nuklir yang dilakukan Korut. [rmol]