IPW: Bongkar Elite Saracen, Polri Segera Periksa Sunny Tanuwidjaja

IPW: Bongkar Elite Saracen, Polri Segera Periksa Sunny Tanuwidjaja

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Polri lamban dalam menindaklanjuti kasus Saracen. Hal ini berpotensi membuat pihak-pihak yang diduga terlibat sekaligus aktor intelektualnya menghilangkan jejak.

Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S. Pane, prioritas Polri sekarang adalah segera membongkar dan menciduk orang-orang yang membiayai Saracen. Lalu, menciduk pihak-pihak yang pernah memanfaatkan jasanya. 

Ia menyorot nama Sunny Tanuwidjaja yang belakangan ini ramai diberitakan di media sosial dan media massa terlibat membiayai Saracen. Sunny sendiri adalah orang dekat mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki T. Purnama atau Ahok. Ia pernah dicegah ke luar negeri oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena tersangkut kasus Reklamasi Pantai Utara Jakarta. Sunny menjadi jembatan antara Pemprov DKI Jakarta dengan pengembang maupun DPRD.

"Pemeriksaan Sunny sekaligus untuk mengklarifikasi keterlibatannya. Dengan demikian diketahui apa motifnya. Apakah Saracen pernah dimanfaatkan dalam kegaduhan Pilgub Jakarta kemarin?" tutur Neta kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (2/9).

Dia mengatakan, langkah cepat Polri sangat diperlukan. Dengan demikian, pihak-pihak yang terlibat Saracen tidak memanfaatkan situasi menjelang Pilkada Serentak 2018, terutama Pilgub Jawa Barat dan Jawa Timur yang berpotensi "panas". 

"Jika Polri sudah berhasil menciduk penyandang dananya, orang-orang yang terlibat di Saracen dipastikan akan tiarap. Tapi jika penyandang dananya masih berkeliaran, orang-orang Saracen akan terus bermanuver dengan wujud yang lain," ujarnya.

Untuk itu, Polri harus serius membongkar kasus Saracen. Semua yang terlibat dalam jaringan Saracen harus diproses hukum. Ia menyebut Saracen sebagai sindikat kejahatan politik tingkat tinggi.

Selain itu, ia yakin orang-orang di balik Saracen tidak hanya terlibat karena faktor ekonomi. Tapi, ada "grand strategy" bermotif politik dengan cara pembunuhan karakter dan adu domba.

"Ujung-ujungnya hendak melakukan benturan dan konflik sosial politik baik di lapisan bawah maupun lapisan atas masyrakat. Polri perlu bertindak cepat memeriksa orang-orang yang terlibat. Jangan tebang pilih," pungkas Neta Pane. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita