www.gelora.co - EXCELLENT. Luar biasa! Itu yang keluar dari bibir hampir semua orang yang hadir di ruang Auditoriun FEB UI, Senin, 18 September 2017, saat Prabowo tampil penuh kecerdasan bicara ekonomi nasional dan global, saat menjadi Pembicara Kunci pada acara bedah buku "Nasionalisme, Sosialisme, Pragmatisme: Pemikiran Ekonomi Politik Sumitro Djojohadikusumo".
Di hadapn para profesor antara lain Prof Emil Salim, Prof Dawam Rahardjo, Prof Dorodjatun Kuntjorojakti, Prof Sudrajat Djiwandono, dll, termasuk para pakar ekonomi pendukung Jokowi, seperti Christianto Wibisono, Miranda Goeltom, Faisal Basri dll, serta para pembantu rektor dan Dekan FEB UI, Prabowo tampil tanpa tex bicara tentang realita perekonomian Indonesia yang disebut dengan Paradox Indonesia.
Mendulang tepuk tangan kagum, Prabowo sering tampil dengan joke-joke yang menyegarkan dan kadang bicara apa yang sekarang terjadi, namun buru-buru Prabowo mengatakan, "Nanti saya kalau bicara katanya Prabowo tukang kritik, karena pemerintah sekarang agak susah menerima kritik. Nanti kalau tanpa kamera dan wartawan saya undang Anda untuk bisa bicara apa adanya" kata Prabowo saat menyinggung kondisi kekuatan pasukan kita yang menyedihkan.
Prabowo yang mengaku sebenarnya grogi, karena dirinya bukan Profesor tapi disuruh bicara ekonomi, mengajak para intelektual untuk mulai bicara JUJUR soal paradoks Indonesia, yaitu negara yang kaya raya, dimana kekayaan kita nomer 5 terbesar di dunia, tapi hutangnya menumpuk, dan rakyatnya belum makmur.
Kegagalan kita dalam membangun perekonomian kita, karena dalam menjalankan progran ekonomi tidak berlandas pada UUD 45 pasal 33. "Kunci ketidakberhasilan kita, karena kita tidak patuh pada Pasal 33 UUD 45", ujar Prabowo.
[Pasal 33 UUD 1945: "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat."
"Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional."]
Dikatakan Prabowo dari buku ilmu ekonomi yang dipelajarinya, bahwa kekayaan sesungguhnya suatu negara itu adalah TANAH. Namun ironisnya kita malah melepas tanah-tanah itu bukan menjadi kekayaan negara, tapi dikuasai asing dan sedikit perusahaan korporasi Indonesia. Itulah yang membuat Indonesia yang mustinya kaya raya menjadi negara miskin.
Suasana menjadi panas, saat Prabowo membagi "oleh-oleh" setelah dua minggu bertemu para pakar ekonomi Eropa dan Timur Tengah. Menurut Prabowo, masalah ekonomi tidak bisa dipisah-pisah dengan politik, keamaan dan sosial.
Prabowo pun membeberkan soal geopolitok dan geo ekonomi, dimana saat in terjadi hegemoni "peperangan" antara China dan Amerika. Dengan data yang komplit Prabowo membeberkan dimana saja China sudah menyalip Amerika, dan ini menggelisahkan Amerika.
Prabowo juga bicara mengenai Laut China yang bakal menjadi medan tempur perebutan, karena China dan Amerika masing-masing memperebutkan minyak dan gas di dalam laut China tersebut, dan Indonesia akan terkena imbasnya karena Laut China bersinggungan dengan Natuna.
Di sela-sela uraiannya, Prabowo sempat membuat hadirin menjerit saat Prabowo menghadiahkan sebuah buku yang baru dibelinya di LN untuk FEB UI yang berjudul "Ghost Fleet", dimana dalam buku tersebut sudah ditulis INDONESIA AKAN LENYAP PADA TAHUN 2030.????????
"Bagaimana Indonesia tidak akan hilang kalau tanah kita, kekayaan kita dikuasai asing dan sekelompok orang," ujarnya pedih.
Waduhhhh mohon maaf saya gak bisa nulis banyak ya...nanti saya cicil lagi dikit-dikit. Terutama bagaimana sebetulnya perang inteljen di bidang ekonomi dan kaitannnya dengan kerusuhan. Juga ternyata kita gak boleh percaya pada kata "Kerjasama" dengan bangsa lain, karena dalam kerjasama itu sebetulnya yang terjadi justru penyerobotan sumber daya alam dan juga pasar kita.
(Nanik Sudaryati, jurnalis senior) [pi]