Elektabilitas Makin Kinclong, Kader PKI Serang dan Bully Jenderal Gatot

Elektabilitas Makin Kinclong, Kader PKI Serang dan Bully Jenderal Gatot

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Elektabilitas Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo belakangan ini dinilai makin kinclong. Hal ini membuat lawan-lawan politiknya ketakutan sehingga mereka berusaha mematikan karier militer dan karir politik Gatot. Juga berusaha menjatuhkan Gatot dari jabatannya saat ini. Tak hanya itu, Gatot juga di bully.

“Elektabilitas Panglima TNI semakin kinclong. Akibatnya banyak lawan politiknya yang berusaha ingin segera mematikan lampu Gatot. Alasannya, sinar Gatot terlalu terang. Kan tidak boleh ada matahari kembar. Bagi lawan politiknya Gatot  dianggap menyebarkan horor ketakutan. Namun bagi kelompok lain bisa saja apresiasi dan mendukung langkah Gatot melindungi NKRI dari ancaman mana pun,” kata pengamat politik dari Voxpol, Pangi Syarwi Chaniago.

Pangi mengemukakan, makin meroketnya elektibilitas Gatot membuat aktor yang lain kebakaran jengot, sehingga makin kencang manuver politik untuk membunuh karakter Gatot. Pangi mengaku heran, kenapa Gatot disudutkan dan sudah mulai memakai logika kacau politik devide et empera, adu domba. 

"Saya justru Gatot bukan berpolitik namun memberikan sinyal dan peringatan ancaman nyata bagi keamanan dalam negeri terkait senjata ilegal. Tapi Gatot kok dituduh berpolitik ketika menyampaikan informasi maha penting sehingga diharapkan negara siap siaga dari ancamana internal dan eksternal," jelasnya. 

Kader PKI

Sementara itu, pengamat politik dari Institute For Strategic and Development Studies (ISDS), M. Aminudin mengatakan, saat ini ada tiga kelompok kekuatan subversif yang berusaha ingin menjatuhkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.  

Ketiganya yakni para koruptor penikmat uang rente bisnis persenjataan militer. Itu bisa dilihat dari penggiringan opini media massa yang gencar mendiskreditkan Jenderal Gatot Nurmantyo setelah membongkar habis kasus korupsi di pembelian Helikopter  AW 101.

Kedua, kelompok subversif kader-kader PKI yang bergerak laten dijaringan media massa, LSM. Para kader PKI yang diluar dan didalam kekuasaan semakin kebakaran jenggot setelah Jenderal Gatot menyerukan kewaspadaan pada bahaya laten PKI dengan memerintahkan untuk menonton film G30S PKI secara massif. Kelompok simpatisan komunis saat ini merasa di atas angin karena kedekatan rezim Jokowi dengan Tiongkok.

“Saat ini hanya Jenderal Gatot yang masih menjaga kesetiannya kepada NKRI dan Saptamarga secara utuh. Jika sampai Jenderal Gatot diganti maka ini bukti kebangkitan PKI dan imperialisme Tiongkok atas Indonesia,” ujar Aminudin.

Ketiga, adanya rencana pembelian 5000 pucuk senjata instansi non militer memperkuat bukti ada pihak yang akan menggalang kekuatan subversif bersenjata secara ilegal.  "Ini seolah ingatkan kita akan angkatan 5 dipersenjatai," paparnya.

Mengingatkan

Terpisah, anggota Komisi I DPR Biem Triani Benyamin mengatakan, hal yang biasa ketika seseorang menyampaikan kebaikan akan dibully atau diejek oleh pihak-pihak yang tidak atas upaya kebaikan yang dilakukannya. Demikian pula dengan yang dilakukan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang ingin menyerukan tentang keutuhan NKRI atas rongrongan dari kaum komunis atau PKI namun justru mendapatkan ejekan dari berbagai pihak yang menentangnya. 

"Biasa pro kontra. Tapi apa yang dilakukan Panglima TNI niatnya bagus untuk mengingatkan jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.  Karena saat ini marak isu PKI, pengadaan senjata," ujar Biem kepada Harian Terbit, Selasa (26/9/2017).

Walaupun tidak bisa menunjuk hidung siapa dibalik orang yang membully Panglima, namun Biem menilai pihak - pihak yang membully adalah pihak atau orang yang tidak suka dengan sikap tegas Panglima TNI. Oleh karena itu Panglima TNI untuk tetap konsisten maju terus menyuarakan kebenaran. "Panglima terus saja lakukan, kalau memang itu suatu kebenaran," paparnya. [harianterbit]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita