Edan! "Buzzer Istana" Terus 'Serang' Jenderal Gatot Nurmantyo Soal PKI

Edan! "Buzzer Istana" Terus 'Serang' Jenderal Gatot Nurmantyo Soal PKI

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Kalimat-kalimat nyinyir terus dilontarkan akun-akun sosial media yang selama ini disebut sebagai “buzzer Istana” kepada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo terkait polemik film G 30S PKI.

Bahkan, buzzer Istana mengaitkan pernyataan keras Jenderal Gatot dengan isu pencapresan Gatot di 2019.

Panglima War Room Jasmev, Dede Budyarto di akun Twitter @kangdede78 mempertanyakan sikap Gatot Nurmantyo soal mantan Presiden Soeharto. “Kata Panglima TNI waktu mengunjungi makam Soeharto, jangan Lupakan sejarah. Iya kami tidak akan lupa,” tulis @kangdede78 mengomentari tulisan bertajuk “Deretan Kisah Mengerikan Pemerkosaan Massal Mei 1998”.

@kangdede78  juga meretwet tulisan bertajuk “Kerusuhan Mei 1998, Ketika Ratusan Nyawa Jadi Tumbal Reformasi. “Jangan Lupakan Jasa Soeharto, ‘Kata Panglima TNI’, Aktivis Reformasi lupa ndak?” tulis @kangdede78.

Dede Budyarto pun menyimpul: “Jadi ndak heran sebenarnya jika Jendral Gatot dicalonkan buat nyapres oleh partai ini.” 

Siapa partai yang dimaksud Dede? Berdasarkan tulisan berjudul “Berkali-kali PKS dukung Soeharto jadi pahlawan nasional” yang diretwet @kangdede78, partai yang dimaksud adalah Partai Keadilan Sejahtera.

Pernyataan lebih lugas disampaikan peneliti senior LIPI, Mochtar Pabottingi. Mochtar menyoal pernyataan keras Jenderal Gatot Nurmantyo yang tidak memperdulikan polemik film G 30S PKI. “Tiap pejabat/aspiran presiden NKRI yang suka berkata ‘emang gue pikirin’ membersitkan sifat otoriter dan sungguh tak pantas jadi presiden,” tulis Mochtar di akun  @Mpabottingi, tanpa menyebut nama Gatot.

Tak hanya sekali, dalam kesempatan yang berbeda Gatot Nurmantyo menegaskan, perintah untuk menonton film G30 S PKI adalah urusannya. 

"Bukankah itu ada upaya penyesatan pembodohan, padahal sejarah berguna bagi Indonesia. Sukarno mengatakan dengan belajar sejarah dapat menemukan hukum-hukum di indonesia," ujarnya dalam diskusi di ILC, TV One, Rabu (20/09) malam.  

Ketika ditanya apakah itu film itu akurat? Gatot mengaku tak terlau memikirkannya. "Tanggapan emang gue pikirin, saya hanya ingin agar bangsa ini tak terulang lagi sejarah kelam." 

Gatot pun mengibaratkan rasa makanan asin yang tak terlihat. "Biar kami yang bergerak, kami yang menjadi musuh mereka. Saya tak akan buka yang kami tahu. [itoday]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita