www.gelora.co - Musyawarah Rakyat Indonesia (MRI) dalam waktu dekat akan menggelar Sidang Istimewa dan Pemakzulan Jokowi 2017.
Ketua Presidium MRI Yudi Syamhudi Suyuti mengajak masyarakat membentuk laskar-laskar, gerakan-gerakan atau kelompok-kelompok front baik dari kelompok agama, nasionalis, kerakyatan, pribumi atau apapun untuk memperkuat Sidang Istimewa dan Pemakzulan Jokowi 2017.
"Jumlah bukan soal, meski lima orang atau ribuan atau bahkan puluhan ribu orang, tapi tentunya militansi menjadi kekuatan penting," kata dia lewat akun Facebook Yudi Syamhudi Suyuti, Kamis (14/9).
Di tengah pematangan Sidang Istimewa dan Pemakzulan Jokowi, Yudi sepertinya melihat ada yang aneh. Namun, ia tegaskan tidak khawatir dengan semua itu.
"Saya tantang rezim Jokowi perintahkan polisi jemput saya dan saya tidak akan mau ikut. Meski mereka mengeroyok, memukul atau bahkan menembak saya. Saya akan menolak ikut mereka untuk dikurung. Karena Sidang Istimewa dan Pemakzulan Jokowi yang kami dorong adalah konstitusional," sebutnya.
"Dan kalau mereka memaksa dengan memukul, mengeroyok, memaksa atau menembak, maka rezim Jokowi dan polisi langsung ditetapkan sebagai penjahat HAM. Dan juga akan dihukum mati juga. Saya siap jadi martir. Dan jika saya mati, saya yakin masuk surga, sementara mereka masuk neraka. Di neraka mereka akan disiksa selamanya. Saya juga akan minta kepada Tuhan agar mereka tidak pernah diampuni dan juga tersiksa di dunia akhirat. Bismillah. Gitu aja kok repot," ujar Yudi menambahkan.
Yudi yang juga koordinator dan penanggungjawab Sidang Istimewa dan Pemakzulan Jokowi 2017 sebelumnya menyampaikan, beberapa elemen dan kelompok masyarakat mendorong Sidang Istimewa dan Pemakzulan Jokowi melalui Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) DPR-MPR. [rmol]