www.gelora.co - Otoritas China menyatakan mendukung operasi militer Myanmar di Rakhine, yang memicu eksodus warga etnis minoritas muslim Rohingya. China menyebut operasi itu sebagai upaya untuk menegakkan perdamaian dan stabilitas di Rakhine.
Posisi China berbeda dengan negara-negara lain yang banyak mengecam operasi militer Myanmar, yang dicurigai sarat kekerasan. China diketahui merupakan salah satu mitra perdagangan utama Myanmar.
Seperti dilansir AFP, Selasa (12/9/2017), komentar itu disampaikan Menteri Luar Negeri China, Geng Shuang, menjelang digelarnya sidang Dewan Keamanan (DK) PBB untuk membahas krisis Rohingya. Rencananya sidang DK PBB akan digelar pada Rabu (13/9) besok.
Konflik kembali pecah di Rakhine setelah kelompok militan Rohingya menyerang pos polisi dan pangkalan militer Myanmar pada 25 Agustus lalu. Serangan itu memicu operasi militer Myanmar di Rakhine yang menyebabkan eksodus warga minoritas muslim Rohingya ke Bangladesh.
Penghitungan terbaru PBB, pada Selasa (12/9) waktu setempat, mencatat sedikitnya 370 ribu warga Rohingya telah mengungsi ke Bangladesh sejak 25 Agustus. Jumlah pengungsi Rohingya di Bangladesh sebelum konflik kembali pecah di Rakhine dilaporkan telah mencapai 400 ribu orang.
Aliran pengungsi yang tiada henti ini, ditambah jatuhnya korban jiwa dari kalangan warga sipil Rohingya dalam operasi militer di Rakhine, semakin meningkatkan tekanan internasional bagi pemerintahan Myanmar. Komisioner Tinggi HAM PBB, Zeid Ra'ad Al-Hussein, menyebut praktik kekerasan di Rakhine tampak seperti 'contoh pembersihan etnis'.
Namun para diplomat PBB di New York menyebut China menahan diri dalam pembahasan isu Rohingya. Hal itu tercermin dari pernyataan Menlu Geng soal krisis Rohingya.
"Kami mengecam serangan kekerasan yang terjadi Rakhine, Myanmar," tutur Geng dalam konferensi pers rutin di Beijing.
"Kami mendukung upaya Myanmar dalam menegakkan perdamaian dan stabilitas di Rakhine. Kami berharap ketertiban dan kehidupan normal di sana akan kembali pulih secepat mungkin," imbuhnya.
"Kami pikir komunitas internasional seharusnya mendukung upaya Myanmar dalam melindungi stabilitas pembangunan nasionalnya," tandas Geng. [dtk]