www.gelora.co - LIHATLAH rumah-rumah saudara kita muslim Rohingya. Rumah mereka sangat sederhana, bahkan bisa dikatakan jelek. Rumah yang mungkin lebih mirip kandang, sangat menyedihkan.
Etnis Rohingya adalah etnis muslim yang mendiami wilayah Rakhine. Daerah termiskin se-Myanmar.
Sudahlah paling miskin, mereka dibebani pajak tinggi, bahkan diusir oleh pemerintahannya sendiri. Pemerintah fasis militer Myanmar begitu tega mengusir, membantai, atau bahkan membakar desa etnis Rohingya.
Atas masalah apa muslim Rohingya dianiaya dan didzalimi? Benarkah bukan karena atas nama agama.?
Saya jadi teringat kisah ashabul uhdud. Sebuah kisah yang diabadikan dalam QS.Al-Buruj. Kisah tentang pembakaran manusia di parit api karena mereka muslim, karena mereka tak mau menyembah patung sesembahan Raja yang dzalim.
Saat itu Sang Raja yang dzalim membuat parit yang sangat luas. Parit tersebut diisi kayu bakar kmdn dinyalakan. Barangsiapa yang mengimani Allah sebagai Tuhannya, maka ia akan dicemplungkan ke dalam api tersebut. Tidak pandang bulu, apakah laki-laki, perempuan, anak-anak, bahkan bayi sekalipun, jika tak mau menyembah patung sesembahan Sang Raja, maka ia akan didorong ke parit api itu.
Ada satu pemandangan yang mengiris hati. Ketika seorang ibu yang menggendong bayi terlihat ragu menyeburkan dirinya ke dalam kobaran parit api. Ia tak tega dengan bayinya. Tiba-tiba keajaiban terjadi. Sang bayi, atas kuasa Allah SWT, bisa berbicara dan menguatkan hati sang ibu utk menuju kobaran api. Akhirnya sang ibupun berjalan mantap menuju parit tersebut. Ia ingin masuk surga bersama bayinya tercinta.
Kisah Ashabul Uhdud ini mengingatkan kepada kita semua bahwa pendulum sejarah itu berjalan berulang. Bahwa di setiap masa akan ada kejadian yang serupa dengan kejadian di masa lampau.
Desa-desa muslim Rohingya pernah dibakar hingga menarik perhatian PBB. Pembakaran desa itu terjadi di bulan Oktober 2016. PBB dan mata dunia tersentak.
Tapi tak ada kelanjutan ceritanya. Aung San Suu Kyi, penerima nobel itu, berkata bahwa keadaan muslim Rohingya baik-baik saja, tak ada pelanggaran HAM.
Saat ini terjadi kericuhan lagi. Hari Jumat pecan kemarin ribuan muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh. Mengungsi ke negara tetangga yang sesama muslim. Gelombang pengungsi masih terus berjalan hingga hari ini.
Sungguh muslim Rohingya telah melalui begitu banyak penderitaan hanya karena mereka muslim. Semoga surgalah balasan yang setimpal untuk mereka.
Oleh: Widi Astuti [ipc]