Mengupas Tuntas Koperasi Syariah 212, Gerakan Kebangkitan Ekonomi Umat Terindikasi Proxy?

Mengupas Tuntas Koperasi Syariah 212, Gerakan Kebangkitan Ekonomi Umat Terindikasi Proxy?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

Ulasan Redaksi

Menjadi mengherankan ketika Koperasi Syariah 212 yang awalnya lahir dan terinspirasi dari rangkaian Aksi Bela Islam, ruh-nya berubah dari ide semula yang berbasis gerakan ekonomi kerakyatan umat Islam, kini terlihat seolah bertransformasi menjadi badan usaha yang ekslusif.

Pandangan ini mengemuka setelah muncul sedikit polemik dalam hal kepengurusan Koperasi Syariah 212, yang berpindahtangan dari pengurus lama ke pengurus baru yang berada dibawah wewenang GNPF MUI.

Eka Gumilar, sebagai tokoh penggagas Koperasi Syariah 212, kini seakan tidak dihargai oleh lembaga yang ia perjuangkan tersebut. Padahal diawal-awal dialah yang menampung masifnya aspirasi umat yang sangat antusias menyambut lahirnya ide Koperasi Syariah 212.

Tak dapat dipungkiri, bahwa salah satu faktor penting terealisasinya Koperasi Syariah 212 adalah peran media sosial. Lalu didukung oleh momentum bersatunya Umat Islam Indonesia yang terdampak oleh peristiwa fenomenal Aksi Bela Islam 212. Momentum inilah yang coba dimanfaatkan oleh Eka Gumilar untuk melahirkan sebuah gerakan ekonomi kerakyatan berbasis syariah.

Siapa Eka Gumilar dan Mengapa Gigih Memperjuangkan Kebangkitan Ekonomi Umat?

Eka Gumilar adalah seorang konsultan properti, ia merupakan pendiri Komunitas BARA API (Barisan Putera Puteri Indonesia). Ia adalah aktivis pergerakan yang selama ini berjuang menyuarakan kemajuan ekonomi masyarakat pribumi Indonesia. Eka sering mengkritik tentang hegemoni etnis tertentu dalam perekonomian nasional, terutama sikap segregatif mereka terhadap rakyat pribumi.

Karena prestasinya, Eka Gumilar pernah dipercaya menjadi direksi sebuah perusahaan besar milik non Pribumi yang berpengaruh di tanah air. Padahal biasanya sulit bagi warga pribumi seperti Eka untuk mendapatkan jabatan setingkat direksi di perusahaan tersebut.

Simak perjalananan Eka Gumilar yang pernah jadi "orang kesayangan" di perusahaan milik non Pribumi, yang kemudian dia tinggalkan semua kemewahan dan rela berseberangan demi membangun gerakan kepeduliannya pada nasib Pribumi. Baca disini: Pengalaman Rohani : HAMPIR PINDAH AGAMA ! By Eka Gumilar

Sebagai aktivis pergerakan, Eka Gumilar berpartisipasi aktif bersama tokoh-tokoh GNPF MUI dalam rangkaian aksi bela Islam untuk menuntut proses hukum terhadap kasus penistaan agama oleh Ahok.

Bagaimana Eka Gumilar Membentuk Koperasi Syariah 212?

Musyawarah Pembentukan Koperasi Syariah 212 di Masjid Al Ittihad (17/12/2016)

Koperasi Syariah 212 awalnya digagas oleh Eka Gumilar yang ia viralkan melalui akun twitternya. Baca: Eka Gumilar Gagas Berdirinya Bank Syariah 212 dan Minimarket 212 Tersebar di Indonesia. Ide ini terinsipirasi dari Aksi Bela Islam 2 Desember 2016 yang dinilai sebagai momentum bersatunya umat muslim Indonesia. Eka Gumilar mengharapkan muncul sebuah "gerakan" demi menjaga momentum kebersatuan umat, salah satunya adalah dalam bidang ekonomi; dengan demikian muncullah ide membangun koperasi syariah 212 sebagai solusi perekonomian umat muslim Indonesia.

Tidak berselang lama, dalam beberapa hari pasca Aksi Bela Islam 212. Eka Gumilar mempublikasikan gagasan koperasi syariah 212 ke beberapa media online, hingga mendapat sambutan luar biasa dari berbagai kalangan umat Islam di tanah air. Baca: Gagasan Bank Syariah & Minimarket 212 Banjir Dukungan Masyarakat Muslim | Wow! Konsep Bisnis 212 yang Digagas Eka Gumilar Menjadi Viral

Terlihat, besarnya peran media online alternatif saat itu. Salah satunya adalah portal berita Postmetro. Sebagai media yang dikontak langsung oleh Eka Gumilar, Postmetro memuat kali pertama tulisan himbauan untuk pembentukan Koperasi Syariah 212. Tulisan tersebut menjadi viral dan direpost oleh banyak media online lain.

Inilah kemudian yang menggiring umat yang saat itu tengah dalam euforia Aksi Masif Bela Islam 212. Umat yang aktif menampung informasi dari media online alternatif tersebut antusias menyambut ide pembentukan Koperasi Syariah 212. Hal ini dibuktikan dengan masuknya ribuan email kepada Eka Gumilar, yang menyatakan keseriusan bergabung membentuk Koperasi Syariah 212.

Atensi dari ribuan masyarakat ini lalu diseriusi oleh Eka Gumilar, mulailah ia mempersiapkan segala sesuatu demi terlaksananya musyawarah Koperasi Syariah 212. Eka juga mendapat dukungan dari tokoh-tokoh Aksi Bela Islam 212. Baca: Alhamdulillah, Habib Rizieq Dukung Gagasan Eka Gumilar Bentuk Koperasi Syariah 212. Pada 17 Desember 2016, bertempat di Masjid Al Ittihad Tebet, jerih payahnya ini benar-benar terwujud dengan hadirnya ribuan peserta dari berbagai daerah di tanah air. Baca: Wow, Musyawarah Pembentukan Koperasi Syariah 212 Diikuti Ribuan Orang. Pada saat itu Eka Gumilar sebagai penggagas terpillih sebagai ketua umum secara aklamasi.

Perubahan Pengurusan Koperasi Syariah 212, Eka Gumilar Tidak Diakomodir

Dalam perjalanannya terjadi perubahan kepengurusan koperasi syariah bentukan awal di Mesjid Al Ittihad (17/12). Kehadiran sosok Syafii Antonio di mesjid Al Ittihad yang saat itu berperan sebagai pembicara, namun sekarang ditempatkan oleh GNPF MUI melalui Dewan Ekonomi Syariah dimana beliau diangkat sebagai ketua umum yang baru. Sedangkan Eka Gumilar sebagai penggagas tidak mendapatkan tempat di pengurusan yang baru, tidak diakomodir, bahkan menjadi anggota kepengurusan pun tidak.

Eka Gumilar seakan tersudutkan dengan manuver tersebut. Bagaimana tidak, ide yang ia gagas dan perjuangkan sejak awal itu mendapat apresiasi yang terkesan kurang baik dengan dibentuknya kepengurusan baru, dimana dia tidak diakomodir menjadi anggota pengurus.

Menjadi pertanyaan, apa yang terjadi dengan Koperasi Syariah 212? Ide yang lahir dari pergerakan kini berubah ruh-nya menjadi lembaga ekslusif dengan kehadiran tokoh-tokoh pengurus baru yang sebelumnya "tidak dikenal" umat. Kita cermati, pengurus baru Koperasi Syariah 212 adalah orang-orang yang tidak mempunyai andil dalam rangkaian Aksi Bela Islam, tiba-tiba kini memegang tampuk lembaga tersebut. Meskipun mereka adalah pengusaha-pengusaha Muslim, namun apakah kita melihat suara mereka terhadap Aksi Bela Islam dan kasus penistaan agama yang telah membangunkan kesadaran umat? Tidak.

Mereka adalah tokoh-tokoh eksekutif di belakang layar yang tidak pernah menampakkan kepeduliannya terhadap peristiwa yang menyongsong lahirnya "koperasi syariah" itu. Lalu tiba-tiba "merampas" kepengurusan dengan apresiasi yang kurang layak terhadap tokoh yang melahirkan ide lembaga tersebut.

Pembentukannya Koperasi Syarih 212 terkesan "tidak syariah" dengan menggeser kepengurusan awal yang sudah diamanahkan melalui rapat anggota. Musyawarah anggota yang melibatkan 1070 orang saat dikoordinir oleh Eka Gumilar, berganti dengan kepengurusan baru yang dirapatkan oleh 20 orang melalui pengesahan notaris tanpa melibatkan pengurus awal. Hal ini jelas tidak sesuai dengan mekanisme peleburan koperasi yang diatur UU.

Malah informasi menyebutkan bahwa pengurus baru bermain kucing-kucingan dengan pengurus awal. Pengurus awal ingin berkoordinasi akan tetapi pengurus baru sulit untuk ditemui.

Mengapa Eka Gumilar sang inisiator sekaligus ketua umum awal saja malah tidak diakomodir sama sekali di kepengurusan? Apa karena tidak sehebat pengurus baru atau karena dianggap kritis dan bisa bikin tidak nyaman? Ini kan koperasi, harus ada saking pengawasan, bukan mengakomodir teman dan teman saja. Pengalaman Eka Gumilar pernah ditunjuk oleh perusahaan non Muslim sebagai direksi karena prestasinya, lah mengapa umat Islam menyingkirkannya.

Menjadi pertanyaan sekarang, apakah koperasi syariah 212 benar-benar syariah? Mekanisme dan koordinasi kepengurusannya saja terlihat "tidak syariah". Apakah koperasi syariah 212 sekarang sudah menjadi rebutan para oportunis yang ingin "mengelola" triliunan dana umat? Atau apakah koperasi syariah 212 sekarang sudah disusupi proxy sebagai wanti-wanti jaringan kapitalis yang menguasai perekonomian nasional saat ini?

Mengenal Syafii Antonio, Ketua Umum Koperasi Syariah 212 Saat Ini


Dr. Muhammad Syafii Antonio, MEc terlahir dengan nama Nio Gwan Chung, WNI Keturunan Tionghoa yang telah menjadi muallaf, adalah salah satu ikon keuangan dan perbankan syariah di Indonesia.

Ia pernah bergabung dengan Bank Muamalat, bank dengan sistem syariah pertama di Indonesia. Dua tahun setelah itu, ia mendirikan Asuransi Takaful, lalu berturut-turut reksa dana syariah. Empat tahun membesarkan Bank Muamalat, ia mundur dan mendirikan Tazkia Group yang memiliki beberapa unit usaha dengan mengembangkan bisnis dan ekonomi syariah. (republika)

Melalui Batasa Tazkia Consulting, Antonio telah membantu penumbuhan lebih dari 14 Unit Usaha Perbankan Syariah dan 7 asuransi syariah serta melatih lebih dari 6000 praktisi keuangan. Saat ini Antonio diamanati sebagai Komite Perbankan Syariah pada Bank Indonesia, Shariah Advisory Council Bank Sentral Malaysia, serta Global Shariah Board al- Mawarid DUBAI. Antonio juga duduk sebagai Advisor/Dewan Pengawas di Bank Syariah Mandiri, Takaful Indonesia, Bank Mega Syariah, Schroders Investment Manager dan PNM. (wikipedia)

Beberapa Pertanyaan Umat tentang Koperasi Syariah 212

Pertanyaan-pertanyaan berikut muncul dari aspirasi kalangan masyarakat tentang Koperasi Syariah 212:

1. Apakah koperasi syariah 212 sudah disusupi "Naga"?

Belum tau juga, tapi perlu diantisipasi.

Sebagai platform ekonomi berbasis syariah yang berjuang memajukan ekonomi masyarakat pribumi muslim, seharusnya pengelolaan koperasi syariah 212 berperilaku seperti "Garuda", bukan malah ikut-ikutan bersikap seperti "Naga" yang main caplok dan gusur (kasus: penggeseran pengurus awal Koperasi Syariah 212 dengan koordinasi yang kurang baik). Jangan kita sebagai umat Islam yang berembug dan membiayai membangun koperasi, tapi duitnya buat sukseskan "Naga" juga. Mimpi umat islam untuk bangkit dalam bidang ekonomi, bisa menjadi hanya sekedar mimpi.

Pengetahuan untuk dibaca, bank berbasis syariah saja coba dibangkrutkan oleh Para Naga, Baca: Duh, 80 Persen Debitur Cina 'Aseng' Bangkrutkan Muamalat
Baca: Saham Bank Muamalat Dijual ke Asing, Jangan Ubah Kaidah Syariah

2. Jika pengurus baru koperasi syariah 212 hebat dan konon praktisi perbankan semua, kenapa Bank Mumamalat konon colaps dan mau dijual? Kenapa disono konon jadi banyak orang Non Pribumi-nya?

Umat bukan bangga pada kehebatan tokohnya saja tapi justru harus dinilai, mereka berpihak pada umat bukan pada konglomerat. Apalagi jika pengurus mentalnya seperti birokrat.

Pengurus Bank Muammalat yang konon mau colaps tersebut kini masuk menjadi pengurus koperasi syariah 212. Nah lho?

3. Apakah pengurus baru Koperasi syariah 212 orang yang bersih semua?

Ada fakta mengejutkan tentang salah satu pengurus Koperasi Syariah 212 saat ini. Informasi hasil tabayun diperolah dari salah satu pengurus Koperasi Syariah 212 bentukan awal yang didatangi orang-orang Bekasi menceritakan bahwa banyak yang komplain dengan munculnya nama tertentu di pengurusan Koperasi Syariah 212 yang baru berinisial VN, nama tersebut pernah merugikan orang banyak dengan wadah koperasi juga. Malah berencana melaporkan ke polisi namun berhasil dicegah.

4. Pengurus Koperasi Syariah 212 yang baru kok penempatan dirinya seperti Direksi Bank dan birokrat yang tak pernah mau secara langsung melayani umat dan anggota yang kebingungan?

Apa ia mau masuk group-group korwil koperasi dan berdialog langsung? Kalaupun ada ya paling staf stafnya saja.

3. Munculnya masalah kolom agama, seolah pengurus baru tidak peka dengan keinginan umat yang bangga dengan kebangkitan umat Islam. Bukan umat yang lain. Gagal paham menempatkan urgensi. Apa buat pengurus kolom agama itu tidak urgen sehingga umat bingung. Bok ya kita mikir, yang mau dibangun itu koperasi umat Islam. Bukan yang lain lain.

5. Informasi menyebutkan, Bapak SA tidak komit pada panitia Al Azhar. Beliau telah berjanji mengganti biaya rapat pembentukan awal, namun sampai sekarang tidak diganti. Dihubungi pun sulit.  Sikapnya yang seperti itu dan beliau sebagai Ketua Umum Koperasi Syairah 212 yang baru, bagaimana mau amanah sama umat anggota koperasi?

Bagaimana dengan Eka Gumilar saat Ini?

Eka Gumilar Serahkan Kepengurusan Koperasi Syariah 212 yang Ia Gagas

Eka Gumilar yang berjuang susah payah merealisasikan ide Koperasi Syariah 212 seakan disudutkan dan coba "dibenamkan". Tak bisa dibantahkan, ialah yang mula-mula menggagas Koperasi Syariah 212, ditunjuk menjadi ketua umum secara aklamasi di pengurusan awal, namun tidak diakomodir sedikitpun di pengurusan baru. Bahkan tidak mendapatkan apresiasi yang layak atas idenya meski sudah ia serahterimakan demi persatuan umat.  Baca: Demi Persatuan Umat, Eka Gumilar siap serahkan jabatan ketua koperasi syariah 212

Eka Gumilar tulus menyerahkan jabatan kepengurusan Koperasi Syariah 212 semata-mata demi menaati ulama dan GNPF MUI, namun kemudian Eka mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan. Ia kini bahkan difitnah.

Fitnah tersebut menyebutkan bahwa Eka mengumpulkan uang dari dana peserta koperasi dan dianggap memanfaatkan.

Media postmetro mengikuti perkembangan informasi dan juga memuat keterangan Eka Gumilar yang mengingatkan semua pihak agar tidak mengirimkan dana apa pun sebelum legalitas koperasi syariah 212 rampung. Kita bisa cek di akun-akun resmi Eka Gumilar juga di berita yang dimuat media. Bahkan dicantumkan saat website koperasi212.com diakses.

Ada pihak yang seolah mengadu domba, dibuat isu bahwa Eka mengumpulkan dana, padahal yang terjadi adalah panitia menerima infaq sebelum acara musyawarah. Baca: Eka Gumilar Blak-blakan Mengenai Koperasi Syariah 212, "Apakah Umat Muslim Siap Bangkit??"

Saat dihubungi, Eka Gumilar menceritakan bagaimana kesibukannya mengurus Koperasi Syariah 212 agar terbentuk, ia resign dari pekerjaannya demi fokus mengurus Koperasi Syariah 212,  sampai-sampai anggota ada keluarganya yang mengalami kecelakaan saat ikut membantu administrasi Koperasi Syariah 212.

Ironi. Sang penggagas ide tersebut tidak diakomodir dan dihargai sebagaimana mestinya, bahkan juga difitnah. Beginikah gambaran lahirnya Koperasi "Syariah" yang akan membangkitkan ekonomi umat?

Komplit sudah bukan? Kerja keras, pengorbanan dan karya Eka Gumilar dibalas dengan "penggusuran" dan fitnah keji.

Tapi apakah Eka Gumilar menyerah? Tidak, Eka saat ini kembali menghimpun kekuatan membangun karya baru dengan membuat wadah baru koperasi masyarakat madani Indonesia (KOMANDO). Jiwa pejuang melekat di jiwanya, memperjuangkan umat dan nasib rakyat pribumi Indonesja.

Redaksi postmetro belum pernah bertemu langsung dengan Eka Gumilar apalagi mengenal Beliau, tapi kami mengikuti tulisan-tulisan beliau sejak beberapa tahun lalu. Tulisan-tulisan Eka yang selaras dengan visi kemandirian bangsa, kedaulatan ekonomi dan mengkritisi pemerintah sering dimuat di media online Postmetro.

Penutup

Marilah kita menghargai sebuah karya sekecil apapun, apalagi ini karya untuk umat. Sangat tidak elok jika karya yang digagas seseorang digusur begitu saja, dihilangkan kemudian berujung penggagas "dikriminalkan" seolah memang tak layak. Kita mengaku syariah, lalu apa bedanya kita dengan kelakuan kelompok "HOAX" disana? Bukankah awal nafas 212 itu adalah penegakan hukum?

Bukankah kita sedang memerangi kelompok yang mengkriminalisasi kebenaran? Jangan sampai wajah kita sama.

Disamping itu, tulisan ini bukan untuk menciptakan perpecahan ditengah umat yang mulai bangun menghimpun kekuatan untuk maju secara ekonomi. Namun justru untuk membuka mata umat agar gerakan yang kita perjuangkan ini benar-benar lahir secara syariah. Agar apa yang menjadi polemik dapat dipahami bersama sehingga tidak menimbulkan fitnah. Karena kami peduli, tidak hanya mencatat sebagai pemberi berita, tetapi kami juga ikut berperan mendorong lahirnya koperasi syariah sejak awal.

Semoga koperasi syariah 212 mencapai cita-cita memajukan ekonomi umat. Dan para tokoh yang mengurus lembaga ini benar-benar ikhlas berjuang untuk kepentingan umat, bukan demi kepentingan sekelompok konglomerat. Semoga koperasi syariah 212 dihindarkan dari kehendak dan sikap oportunis. Terkait adanya dugaan disusupi proxy dalam kepengurusan koperasi syariah 212, semoga dugaan kita salah. Wallahualam. [***]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita