GELORA.CO - Tahun ini, hari raya pemotongan kurban berubah menjadi hari libur yang tidak biasa dan menyenangkan bagi penduduk Rusia. RBTH mencari tahu bagaimana salah satu hari besar umat Islam tersebut dirayakan di beberapa sudut negara Rusia.
Semua kota dan desa Rusia yang dihuni oleh kaum muslim menyelenggarakan perayaan Idul Adha bagi seluruh warganya. Hari Idul Adha bukan hari libur nasional di Rusia, namun karena tahun ini perayaan tersebut jatuh pada hari Sabtu (4/10) dan Minggu (5/10), maka praktis seluruh muslim Rusia bisa mengambil bagian dalam perayaan tersebut. Sesuai dengan beberapa perkiraan, perayaan Idul Adha di Rusia tahun ini diikuti oleh lebih dari 14 juta orang. Salat Id dilaksanakan di masjid-masjid seluruh Rusia pada Sabtu pagi. Di Moskow saja, salat tersebut dihadiri oleh 130 ribu orang.
Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa tahun ini menjadi tahun pertama pemberian izin libur khusus bagi para tentara beragama Islam untuk merayakan Idul Adha. Delapan wilayah Rusia menjadikan hari Senin (6/10) sebagai hari libur.
Idul Adha di Rusia dirayakan dengan beragam cara: ada yang menggelar konser, pesta formal, dan jamuan makan. Di Moskow misalnya, terdapat sekitar 35 restoran yang menjamu seluruh pengunjung secara cuma-cuma dengan menu daging-dagingan pada hari raya tersebut.
Perayaan Berskala Nasional
Pada Minggu (6/10) lalu, Subyek Federal Republik Ingushetia melaksanakan perayaan Idul Adha di lapangan utama Nazran, ibukota Republik Ingushetia. Konser perayaan Idul Adha di Nazran dimeriahkan oleh para penyanyi nasyid dan sejumlah pembaca Al-Quran. Para pengunjung pun disuguhi kegiatan bertema kuliner, sementara anak-anak mendapat hadiah berupa makanan manis dan balon. Lain pula dengan perayaan Idul Adha di Ufa, ibukota Republik Bashkiria. Di sana, setelah acara khotbah Idul Adha, panitia menyelenggarakan kurban-ashy, yakni sebuah majelis besar yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang untuk menikmati aneka jamuan tradisional.
Seperti biasa, perayaan di Kazan berlangsung dalam skala yang sangat besar. “Saya merayakan Idul Adha tahun ini dengan lingkaran orang-orang terdekat saya,” tutur Kseniya Safiullina, seorang perempuan muslim asal Kazan pada RBTH. Safiullina bercerita, ia mengambil bagian dalam bazaar kerajinan tangan yang sebagian hasilnya disumbangkan untuk pusat rehabilitasi yang dikelola Masjid Yardem. Ia mengaku tahun ini ia sendiri tak dapat mencicipi daging kurban. “Namun, saya pikir hal tersebut bukan inti dari perayaan ini. Hal yang paling utama adalah memberi daging tersebut pada keluarga-keluarga yang membutuhkan, mereka yang kurang beruntung, dan anak yatim piatu,” kata Safiullina.
Ia juga bercerita, umat Islam yang merayakan Idul Adha di pusat kota Kazan melakukan flahsmob dan pelepasan balon udara untuk menarik perhatian masyarakat. Dengan kegiatan tersebut, mereka bermaksud mengumpulkan dana bagi pembangunan tempat berteduh untuk para anak yatim piatu dan penyandang disabilitas.
Akhmed Makhmetov, seorang muslim lain, mengenang bahwa tahun lalu unta sempat menjadi hewan kurban perayaan. “Di daerah kami terdapat beberapa wilayah yang dihuni oleh bangsa Kazakh. Mereka menggembalakan unta dalam jumlah besar. Namun, tahun ini belum ada unta yang disembelih,” kata Makhmetov. Daging unta terkenal sangat lezat dan lemaknya tidak menempel di bibir. Daging itu biasanya dimasak menjadi beshbarmak dan kuurdak, yakni sejenis tumis daging cincang.
Makhmetov mengaku sangat disibukan oleh acara pembagian daging kurban tahun ini, hingga baru belakangan ia dapat menyembelih kambing kurban miliknya sendiri.
Pemotongan Hewan Kurban, Ritual Wajib
Di Oblast Moskow, ada sekitar tiga ribu ekor hewan kurban yang disembelih. Pihak berwenang telah secara khusus menunjuk 12 tempat pemotongan hewan dan peternakan untuk melakukan ritual penyembelihan tersebut.
Di Makhachkala, ibukota Republik Dagestan, penyembelihan hewan kurban dilakukan di pinggiran luar kota, di lapangan yang secara khusus ditunjuk sebagai tempat perdagangan hewan kurban. Pada lokasi tersebut, ribuan umat muslim berkumpul sejak Sabtu (4/10) dini hari. Berdasarkan data dari penyelenggara acara, selama empat hari perayaan, sudah sekitar sepuluh ribu hewan kurban yang disembelih.
Perayaan Idul Adha di Saratov lain pula ceritanya. Wakil Kepala Majelis Ulama Oblast Saratov Akmed Makhmetov menjelaskan warga muslim daerah tersebut memiliki tradisi mudik ke desa dan dusun asal mereka saat perayaan Idul Adha, sehingga tidak banyak orang yang mengunjungi masjid di kota Saratov, yakni hanya sekitar lima ribu orang. Selama hari raya Idul Adha, terdapat dapur umum di halaman masjid yang menghidangkan plov secara cuma-cuma bagi 300 orang.
Sumbangan untuk pembelian hewan kurban di daerah tersebut pun tidak hanya datang dari umat muslim setempat saja. “Tahun ini daging kurban sangat berlimpah, saya merasa seperti sedang melakukan dalam ibadah haji, saking banyaknya orang di sekitar saya!” ujar Makhmetov. Ia menuturkan pergerakan orang dan energi yang dirasakan pada saat itu sama seperti yang ia rasakan di Mekkah. Makhmetov menyampaikan, tahun ini umat muslim dari Turki memberikan sumbangan untuk membeli 100 ekor sapi kurban dan terdapat 1.400 ekor domba kurban yang dipesan, dikirim dan dibagi-bagikan di oblast tersebut atas nama Presiden Republik Chechnya Ramzan Kadyrov.
Tak Hanya di Wilayah Muslim
Idul Adha tak hanya dirayakan di region-region yang populasinya mayoritas beragama muslim saja. Di ibukota Republik Karelia, Petrozavodsk (sebelah barat laut Rusia), komunitas muslim setempat menyelenggarakan pesta bagi anak-anak yang menyediakan kesempatan bagi mereka untuk membaca surat Al-Quran, mengikuti kompetisi olahraga, dan ikut serta dalam perlombaan lain. Setelah acara jamuan selesai, seluruh warga dihibur dengan sajian pesta kembang api.
Warga Petrozavodsk Irina Podgornova menuturkan cerita menarik mengenai perayaan Idul Adha di wilayahnya. “Setelah salat magrib mufti setempat mengumumkan bahwa hari itu seluruh umat muslim dunia merayakan hari yang sangat mulia. Lalu, mufti juga mengatakan bahwa kita juga merayakan hari yang menggembirakan lainnya, yakni ada seorang pria Rusia menjadi mualaf. Semua berteriak, ‘Allahuakbar!’, dan Sergey, pria yang baru saja menjadi mualaf itu, langsung diberi bingkisan berisi daging dan hadiah lain,” cerita Podgornova. [rbth]