GELORA.CO - Forum Umat Islam (FUI) menuding patung-patung setengah bugil di Istana sebagai penyebab bencana di Jakarta. Mereka menilai hal ini sebagai bentuk kemaksiatan. Banyak di antara patung-patung itu merupakan peninggalan Presiden pertama RI Soekarno.
Soekarno memang hobi mengumpulkan benda-benda seni. Dia menilai patung wanita telanjang bukanlah sebuah pornografi, tetapi sebuah karya seni dan keindahan. Menurut Soekarno, ketelanjangan tidaklah identik dengan hal-hal yang vulgar.
"Aku tertarik pada pemandangan yang lembut atau sesuatu yang tampak indah. Sebagai seorang seniman, secara alamiah aku tertarik pada segala apa yang menyenangkan perasaan," kata Soekarno dalam biografinya yang ditulis Cindy Adams.
Di setiap negara yang dikunjunginya, Soekarno selalu menyempatkan berburu benda-benda seni.
"Aku hanya seorang pecinta keindahan. Aku mengumpulkan benda-benda seni dari Budapest, pualam dari Italia, dan lukisan-lukisan dari mana saja," kata Soekarno.
Soekarno selalu menunjukkan koleksi seni pribadinya pada tamu-tamu negara yang dinilai dekat. Salah satunya adalah Menteri Luar Negeri Belanda Joseph Luns.
"Soekarno punya beberapa kamar. Dia pemburu 'rok wanita' yang fanatik," kenang Luns dalam buku Luns Herinnert Zich yang dikutip Rosihan Anwar di buku Petite Histoire Indonesia jilid I terbitan Kompas.
Saat menunjukkan koleksinya, Soekarno berbicara hal-hal yang seronok. Keduanya bercakap-cakap dalam Bahasa Belanda. Luns pun hanya mesem-mesem saja dan sesekali menimpali.
"Percakapan partikelirnya lebih jorok dari yang saya duga setelah mendengar cerita-cerita tentang itu," kata Luns mengomentari Soekarno.
Sayangnya, setelah Soekarno terusir dari Istana banyak karya seni koleksinya yang hilang. Wakil Komandan Tjakrabirawa Kolonel Maulwi Saelan pernah mendata karya seni milik Soekarno di Istana. Saat rezim berganti tidak jelas nasib koleksi kebanggaan Soekarno ini hilang ke mana.
Padahal Soekarno ingin suatu saat karya seni koleksinya dipajang di Museum Nasional agar bisa dinikmati seluruh rakyat Indonesia. (merdeka)